Apa Teori Film Itu?

         Teori adalah cara untuk memahami dan menjelaskan hal-hal spesifik dari sudut pandang tertentu. Teori dibangun dan berkembang melalui perdebatan dan pertukaran ide. Misalnya, seseorang yang memiliki ide-de yang dituangkan di atas kertas. Hal ini merupakan bentuk dasar untuk diskusi dan kritik. Seiring waktu, ide-ide dipertanyakan dan banyak orang berkontribusi pada bidang yang didebatkan. Akibatnya, teori dianggap sebagai rantai ide dan respons.

Teori Film adalah cara untuk memahami dan menjelaskan hal-hal spesifik pada film dari sudut pandang tertentu.  

Menariknya, tidak semua pendekatan untuk membaca teks film diakui sebagai hal yang teoritis. Hal ini berkait dengan bias hirarkis. Misalnya, teori-teori yang dikembangkan dari filsafat dan kritik sastra, memiliki sejarah panjang dan sudah mapan, dan karena alasan itu, mereka diberi status sebagai teori (Formalisme, Strukturalisme, Marxisme dan Psikoanalisis). Atau, pada tahun 1970-an sejumlah pendekatan baru muncul yang berkaitan dengan pencarian pada kelompok yang sebelumnya terpinggirkan (Feminisme, Queer, Ras dan Etnisitas). Seperti halnya cara berpikir baru, pendekatan modern sering menghadapi kontroversi. Namun, hal ini bisa memicu diskusi intelektual yang pada gilirannya dapat memunculkan ide-ide baru. Sebagai contoh pembahasan tentang Maskulinitas dapat ‘dibaca’ sebagai respon terhadap wacana Feminis. Terlebih ketika para ilmuwan film mulai menggunakan penelitian empiris untuk menginformasikan temuan-temuan mereka (mengenai bintang film, penonton dan penelitian resepsi film).

         Semua pendekatan yang metodologis meningkatkan pemahaman dan apresiasi dari teks film. Yang mendekati disebut sebagai ‘teori’ gagasannya tetap diperdebatkan secara subjektif. Namun, studi tentang film tetap mengejar hal-hal akademis yang lebih baru, dan  film sebagai bentuk budaya modern, ide-ide teoritis inovatifnya selalu menawarkan studi hal-hal baru dan menarik.

Mengapa belajar teori ?

Teori menjadi menarik karena memperkaya pemahaman kita tentang teks filmis. Hal ini memberikan cara-cara baru dalam melihat film-film favorit kita. Lebih penting lagi, hal itu dapat membantu kita mendapatkan tingkatan baru pada apresiasi untuk teks film di luar pengetahuan kita. Teori mendorong perdebatan karena memungkinkan pembacaan yang berbeda dari teks, dalam hal memberikan interpretasi. Hal ini juga menawarkan cara untuk membuat rasa film yang mungkin pada awalnya tampak tidak dapat dipahami, seperti pembuatan film avantgarde dan surrealis.

         Teori bisa menjadi sulit untuk memahami, dan oleh karena itu penting untuk menginvestasikan waktu. Ide film yang kompleks tidak dapat dipahami dan diapresiasi dalam beberapa menit. Beberapa teori bahkan menghabiskan sepanjang karir untuk berdebat dan menuliskan tentang sebuah area spesifik; hasilnya dapat menjadi tugas yang berat untuk mencoba mengambil tesis-tesisnya. Proses menemukan hal-hal tersembunyi ini bisa beragam. Namun, ketika ide-idenya diketemukan, akan menghasilkan kepuasan dan prestasi besar.

Menulis secara teoritis

Salah satu masalah utama dengan teks yang teoritis adalah bahwa penulisannya sering lama. Dengan demikian, gaya penulisannya kuno biasanya kaku, dan hasilnya sulit dipahami oleh pembaca modern. Hal ini diperparah oleh adanya banyak teks yang aslinya ditulis dalam bahasa tertentu, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Sayangnya, hal ini menjadi preseden. Bahkan teori modern cenderung mengadopsi gaya formal ketika menggali ide-ide tentang film. Gaya ini menjadikan pembaca merasa asing dan kurang dekat. Akibatnya, kita sering merasa terintimidasi dan akhirnya menyerah. (Sumber: Etherington, Doughty, 2011).